Kamis, 08 Januari 2015

Indonesia ke Myanmar : Alasan Saya Traveling ke Myanmar

Hot Air Balloons Overs Ancient Pagoda in Bagan, Mandalay, Myanmar
Myanmar? Negara ini sebelumnya tidak pernah masuk dalam daftar negara yang akan saya kunjungi. Terlebih kerusuhan militer dengan publik beberapa tahun yang lalu. Negara yang merdeka dari penjajahan kolonial Inggris sejak 1948 ini jauh lebih tertinggal diantara negara-negara di Asia Tenggara lainnya.
Setelah beberapa waktu lalu saya ke toko buku kinokuniya dan melihat lonely planet di rak bukunya dengan gambar balon udara terbang di atas stupa dan pagoda, kemudian saya melakukan riset sederhana mengenai wisata ke Myanmar.
Shwedagon Pagoda berusia 2600 tahun di Yangon, Myanmar
Mungkin negara ini kurang begitu populer menjadi tujuan wisata masyarakat Indonesia karena dulu meskipun masuk menjadi negara ASEAN, orang Indonesia harus mendaftar visa kunjungan terlebih dahulu. Untungnya sejak bulan Juli 2014, berkat diplomasi pemerintah yang baik tentunya, Myanmar memberi gratis visa kunjungan selama 14 hari untuk wisata. Perlu diketahui bahkan warge negara Malaysia dan Singapura saja masih memerlukan aplikasi visa untuk liburan ke Myanmar. Kendala kedua adalah tidak adanya penerbangan langsung dari Indonesia ke Myanmar. Selama ini wisatawan harus transit dulu di Singapura ( Singapore Airlines, Tiger Air), Kuala Lumpur (Air Asia, Malaysian Airlines) dan Bangkok (Thai Airways).

Ada berita bagus pada akhir November 2014 ada penandatanganan kerjasama code share antara Garuda Indonesia dengan Myanmar Airways Internasional dengan penerbangan transit di Singapura atau di Bangkok. Berikut kode penerbangan dan jadwal code share Garuda Indonesia dan Myanmar Airways International:
Sumber: www.garuda-indonesia.com/id/en/news-and-events/index.page?
Codeshare flight agreement ini rencananya dimulai per December 2014 kemaren, tetapi saya mencoba booking dari website Garuda Indonesia, penerbangan tujuan Yangon belum ada. Mungkin tiket baru bisa dibooking melalui travel agent atau kantor penjualan Garuda.

Dari beberapa blog yang saya baca, banyak wisatawan Indonesia yang tidak bisa melanjutkan penerbangan ke Myanmar karena tertahan di check in counter di Kuala Lumpur Airport/ Changi Singapore Airport karena tidak memiliki visa meskipun melakukan perjalanan setelah bulan Juli 2014 karena tidak bisa menunjukkan bahwa wisatawan Indonesia sudah bebas visa. Ada baiknya kita mencetak dokumen yang ada di website Myanmar Foreign Affairs tentang daftar negara yang bebas visa dan jumlah harinya disini. Buat warga negara Indonesia yang ingin mengunjungi negeri ini lebih dari 14 maka harus mendaftar visa disini dengan biaya 50 USD. 

Sayapun iseng-iseng melihat Google Earth negara Myanmar dengan fitur satelit. Negara ini memiliki kondisi geologi yang unik. Terdapat beberapa barisan pegunungan yang membujur dari Utara ke Selatan dan diantaranya terdapat Sungai Irrawaddy atau dalam bahasa lokalnya Sungai Ayeyawardy yang terkenal. Lembah Sungai Irrawaddy ini memiliki fitur geologi fluvial channel dan sangat jelas geometri sungai yang sangat menarik serta sistem delta dibagian selatan.

Ananda Pagoda, Bagan, Mandalay, Myanmar
Terlepas dari problema politik beberapa tahun yang lalu. Myanmar kini telah membuka diri untuk investor dan turis sejak tahun 2012. Investasi asing banyak yang masuk ke negara ini, termasuk beberapa multinational oil company. Selain itu mereka juga serius menggarap sektor pariwisatanya yang memiliki tujuan-tujuan yang masih eksotik dari kawasan pantai di bagian selatan, sungai dan danau di bagian tengah dan pegunungan dibagian utara. Terbukti tercatat sebelum tahun 2012 hanya 500-600 ribu turis asing mengunjungi negara ini dan menjadi 3 juta orang di tahun 2014. Bandingkan dengan Indonesia yang memiliki wilayah yang lebih luas dan pulau yang lebih banyak jumlah turis asingnya hanya sekitar 7-8 juta dengan pertumbuhan 8-10 persen saja tiap tahunnya.

Untuk mengunjungi dan mengekplor negara ini, turis asing biasanya menghabiskan waktu dua minggu dari bagian selatan sampai utara. Berhubung cuti saya yang terbatas saya hanya bisa melakukan perjalanan selama 5 hari dan hanya di Yangon dan Bagan area saja. Tujuan utama saya adalah mengunjungi Bagan, ibu kota dan pusat keagamaan Budha pada abad ke-10 sampai ke-14. Bagan adalah kota wisata budaya dan sejarah yang memiliki lebih dari 3100 pagoda/stupa yang dibangun pada masa itu. 

Pagoda-pagoda ini terbuat dari batubata tidak seperti dari batuan keras di candi Borobudur atau Candi Prambanan. Candi-candi ini terletak ditepi sungai Irrawady yang rentan terhadap kerusakan karena banjir, kelembaban dan erosi pinggir sungai. Bagan juga pernah dilanda gempa bumi di tahun 1975 yang membuat sebagian konstruksi pagoda rusak. Dan situs-situs ini juga menjadi bagian dari UNESCO World Heritage Site.

Wisata akhir tahun ke Myanmar dengan suasa yang berbeda jauh dari kosmopolitan kota-kota besar dan negara maju akhirnya menjadi pilihan saya.

bersambung...

Tidak ada komentar: