Kamis, 11 Desember 2014

Wisata Gratis Beruang Madu di Balikpapan


Balikpapan yang terkenal sebagai ibu kota industri minyak, gas dan batubara di Kalimantan memiliki maskot kota berupa beruang madu atau "Sun Bear". Beruang madu adalah binatang yang dilindungi. Perekonomian kota ini digerakan oleh sektor tersebut dan bukan oleh pariwisata. Akan, tetapi jika kita sedang berada di Balikpapan bukan berarti tidak ada tempat wisata untuk dikunjungi. 



Salah satunya adalah mengunjungi beruang madu di Kawasan Wisata Pendidikan dan Lingkungan Hidup (KWPLH) Balikpapan. Lokasi kawasan ini berada di km 23 jalan raya Balikpapan - Samarinda. Beruang Madu (Helarctos Malayanus) adalah salah satu binatang langka. Populasinya terus berkurang seiring berkurangnya kawasan hutan hujan tropis di Pulau Kalimantan yang berubah fungsi menjadi pertambangan batubara atau perkebunan kelapa sawit. Sungguh ironis memang. Keberadaan beruang madu sudah mulai terancam kepunahannya.


Pagi itu hujan rintik-rintik dan cenderung agak deras. Setelah sarapan pagi di hotel saya menuju lokasi habitat beruang madu menyusuri jalanan poros utama Kalimantan Timur. Kondisi jalan yang hanya dua ruas dan basah membuat kami mencapai km 23 selama sekitar 1 jam. Tempat wisata ini pada dasarnya gratis dan tidak memungut uang tiket masuk. Tapi terdapat kotak santunan dipintu masuk area tempat beruang madu dilindungi (enclosure).


Beruntung hujan berenti setelah saya sampai dilokasi. Karena sekitar jam 10 pagi saya baru sampai, saya melewatkan kesempatan melihat beruang madu yang berkumpul untuk diberi makan. Saya sarankan datanglah kesini pada pukul 9 pagi atau jam 3 sore. Kamu bisa saja datang kesini diluar jam tersebut tapi kesempatan untuk melihat beruang madu sangat kecil.


Awalnya saya mengira disini terdapat banyak beruang madu, tetapi hanya ada 6 beruang madu disini yang ditempatkan di enklosur yang cukup luas. Enklosur ini berupa kawasan hutan yang terdapat beraneka tanaman yang dikelilingi oleh pagar. Tepat disamping pagar terdapat jembatan kayu untuk pengunjung berjalan kaki diatas ketinggian 1.5-2 meter untuk mengamati keberadaan beruang madu dihabitatnya. Beruang madu yang ada disini diperoleh dari beruang yang sudah dipelihara masyarakat atau digagalkan saat transaksi jual beli.


Saya kemudian memasuki pintu masuk enklosure dan berjalan kaki dijembatan kayu dengan lebar 1 meter. Setelah sampai ujung jembatan ahirnya saya menemukan 1 beruang madu yang sedang bermain diatas tanah. Meskipun dari kejauhan sudah cukup senang saya melihatnya. Lensa telepun tidak mampu mendapatkan gambar beruang ini cukup close up.



Sayapun berjalan berbalik arah dan keluar dari jembatan pemantauan. Saya kemudian turun tangga menuju pos pengamatan lainnya yang berada lebih rendah. Perlu berjalan ekstra hati-hati untuk melintasi anak tangga berbahan kayu ulin yang basah ini.



Akhirnya saya mengamati satu beruang madu yang cukup besar berjalan menekati tempat pememberian makanan. Langsung saya sigap mengabadikan fenomena ini dengan kamera saya. Beruang madu dapat memiliki besar berkisar 30-60 kg dengan tinggi 110-120 cm.





Mengamati aktifitas beruang madu diatas ranting-ranting pepohonan yang sudah disusun secara vertikal sambil makan dan bermalas-malasan tidaklah membosankan. Betapa polosnya mereka meskipun populasinya tinggal sedikit. Mereka seolah-olah merasa nyaman tinggal di enklosur ini, jauh dari ancaman predator.


Sayapun melanjukan jalan kaki kearah pusat informasi beruang. Ditengah perjalanan saya sekali lagi beruntung melihat beruang madu yang sedang asyik diatas ketinggian 20 meter diatas pohon sedang tidur siang.


Pusat informasi beruang berupa bangunan kayu yang berisi tentang semua informasi beruang dari berbagai belahan dunia seperti beruang kutup, panda dan beruang alaska. Jenis-jenis beruang, pola makan, jenis makananya semua digambarkan dan beberapa disertai sampelnya dapat dilihat disini.  Kamu dapat menemukan seperti apa sih tumbuh-tumbuhan atau buah-buahan yang menjadi makanan beruang. Bahkan tentang musim kawin mereka. Tempat ini sangat bagus buat pengetahuan anak-anak tentang beruang. Ancaman dan tantangan yang dihadapi beruang juga dijabarkan disini. Sungguh tempat yang sangat informatif dan tidak boleh dilewatkan jika berkunjung disini.




Dilokasi ini terdapat dua rumah Lamin, rumah adat Kalimantan Timur. Didalam salah satu rumah ini terdapat toko suvenir yang menjual t-shirt dan buku tentang beruang baik berupa informasi atau dalam bentuk kartun untuk mengedukasi anak-anak. Dengan memberi suvenir disini kita berarti ikut mendonasikan sebagian keuntungan penjualan suvenir ini untuk konservasi beruang madu.

Rumah Lamin
Toko Suvenir
Ada hal yang menarik disini, yaitu Rumah Kucing. Rumah ini berupa bangunan kecil tempat menampung kucing-kucing liat yang ditemukan dan kemudian disumbangan oleh warga Balikpapan. Pengunjung juga dapat mengadopsi kucing-kucing ini dan membawanya pulang kerumah untuk dirawat menjadi binatang peliharaan.



Akhirnya setelah puas melihat beruang madu dialam terbuka, saya melanjutkan perjalanan saya menuju Canopy Bridge Bukit Bangkirai. Sayonara beruang madu.

Tidak ada komentar: