Selasa, 29 Juli 2014

Menikmati Sore Hari di Persimpangan Shibuya, Tokyo

Persimpangan Shibuya di sore hari. Foto kredit - Carl Fakaruddin 2014
Rintik hujan tidak menghalangiku untuk menelusuri kota Tokyo sore ini. Dengan berbekal payung yang saya bawa dari Jakarta, ternyata bermanfaat juga. Semua diluar dugaan, saya pikir musim panas di Tokyo, cuaca akan bagus dan langit akan cerah. Tapi ternyata taifun Neogori akan melewati Jepang pada beberapa hari mendatang. Jadi, sepanjang hari itu dilanda hujan, mendung dan gerimis. Semua orang disini membawa payung saat mendung, meskipun mereka mengenakan jas atau gaun yang bagus untuk bekerja. Pria dan wanita tidak malu menenteng payung di jalanan. Yang lebih unik nya, kita dapat membeli payung seharga 500 Yen yang berwarna bening transparan. Jenis payung ini yang paling banyak dibawa oleh orang Jepang. Bahkan di dekat pintu restauran, minimarket dan supermarket juga disediakan tempat untuk menaruh payung, jadi jangan khawatir.

Payung transparang yang cukup populer di Tokyo. Foto kredit - Carl Fakaruddin 2014
Menuju ke Shibuya

Kembali ke perjalanan sore itu. Saya akhirnya memutuskan untuk menuju persimpangan Shibuya yang terkenal. Sekitar 5 sampai 6 persimpangan lampu merah dan zebra cross yang lebar untuk pejalan kaki. Untuk menuju kesana saya menggunakan subway (kereta bawah tanah) dari stasiun Akasaka. Ada beberapa jalur (line) di Tokyo, semua ditandai dengan warna yang berbeda. Untuk naik subway ini kita bisa membeli tiket sekali jalan atau membeli kartu PASMO dengan deposit seberas 500 Yen dan minimal top up setiap kelipatan 1000 Yen. Dengan kartu PASMO ini setiap kita mau masuk dan keluar kereta cukup kita tempel di pintu masuk/keluarnya.

Apa saja yang bisa didapat disini?

Setelah melewati beberapa stasiun akhirnya sampailah saya di stasiun Shibuya. Stasiun ini menyatu dengan shopping mall. Setelah keluar shopping mall-nya maka baru nampaknya persimpangan Shibuya yang sangat ramai orang berlalu lalang dengan berjalan kaki dan sungguh teratur.  Bangunan tinggi dengan kaca dan terdapat gerai kopi Starbuck sangat menonjol di persimpangan itu. Sejak saya sampai di Tokyo, hampir sangat jarang sekali saya temui polisi di jalanan. Tingkat kriminal di Jepang pada umumnya sangat rendah jika dibanding dengan negara-negara lainnya. Jadi bagi solo traveler sangat cocok. Di sekitar persimpangan Shibuya banyak sekali gerai-gerai retailer ternama, sebut saja Adidas, Uniqlo, Under Armour, Shiseidho dan teman-temannya.
Uniqlo Store di sekitar persimpangan Shibuya. Foto kredit - Carl Fakaruddin 2014
Dua pemudi menunggu untuk menyeberang. Foto kredit - Carl Fakaruddin 2014
Saya memutuskan untuk berbelanja di Uniqlo, sekitar 200 meter jalan kaki dari persimpangan Shibuya. Harganya lebih murah daripada di Jakarta. Akhirnya borong beberapa t-shirt dan celana. Setelah berbelanja di Uniqlo, kemudian saya liat-liat kaos dan perlengkapan olahraga lari di Under Armour. Setelah lelah jalan kaki sayapun berhenti di sebuah toko yang menjual jus buah segar dan ice cream. Pilihanpun jatuh ke Mango and Vanilla ice cream seharga 350 Yen. Menikmati orang berlalu lalang di jalan dengan menyantap ice cream sungguh nikmat rasanya, disamping kaki yang sudah sangat capek jalan kaki.
Nikmatnya Mango dan Vanilla ice cream. Foto kredit - Carl Fakaruddin 2014
 Disney Store

Tempat ini sangat cocok untuk membeli pernak-pernik berbau Disney. Jika kita punya anak kecil atau ponakan, tempat ini cocok untuk membeli oleh-oleh buat mereka.  Disney Store terletak sekitar 300-400 meter dari persimpangan Shibuya. Setelah memasuki tokonya, ternyata banyak sekali pengunjung yang antusias beli. Ada tiga lantai, dan untuk menaiki lantai berikutnya kita harus lewat tangga berputar berwana pink. 
Disney Store, Shibuya, Tokyo. Foto kredit - Carl Fakaruddin 2014
Anak tangga di dalam Disney Store, Sbihuya, Tokyo. Foto kredit - Carl Fakaruddin 2014
Koleksi di dalam Disney Store, Shibuya, Tokyo. Foto kredit - Carl Fakaruddin 2014
Koleksi di dalam Disney Store, Shibuya, Tokyo. Foto kredit - Carl Fakaruddin 2014
Persimpangan Shibuya

Haripun semakin sore, saya memutuskan untuk pergi ke Starbucks dan duduk dilantai dua menghadap persimpangan Shibuya.  Saya menikmati segelas cappuccino sampai mengamati orang-orang berlalu lalang dipersimpangan Shibuya. Cuaca mendung dan gerimis sore ini. Menjelang senja, semakin ramai saja orang berlalu-lalang. Saya pun segera turun dari lantai dua dan pindah ke lantai 1 Starbucks. Akhirnya saya memutuskan membeli oleh-oleh sebuah tumbler bertuliskan Tokyo sebagai kenang-kenangan. Surprise!!!! Ternyata setiap pembelian mug/tumbler di Starbucks kita akan mendapatkan 1 voucher minuman gratis yang dapat kita tukar di semua gerai Starbucks di seluruh Jepang, dengan syarat membawa tumbler/mug yang kita beli dan menunjukkan voucher tentunya. Dipersimpangan ini beberapa kali saya amatin banyak mobil-mobil berbentuk unik dan berwarna unik melintas. Mobil tersebut dihiasi iklan sebuah produk. Saat lampu merah untuk kendaraan bermotor, maka lampu hijau buat pejalan kaki untuk menyeberang. Disini, pejalan kaki adalah raja, kita mobil curi-curi beberapa detik sebelum lampu merah makan mereka akan terperangkap dikerumunan orang-orang yang menyeberang. Akhirnya terbesit pertanyaan di angan-angat, kapan ya di Indonesia para pejalan kaki dimanjakan dengan trotoar yang lapang dan prioritas menyebrang di zebra cross. Semoga segera!!!
Mobil unik berwarna pink! Foto kredit - Carl Fakaruddin 2014
Suasana persimpangan Shibuya di sore hari. Foto kredit - Carl Fakaruddin 2014
Salah satu sisi persimpangan Shibuya difoto dari gerai Starbucks. Foto kredit - Carl Fakaruddin 2014
Mobil yang terperangkap kerumunan pejalan kaki. Foto kredit - Carl Fakaruddin 2014

Tidak ada komentar: